Aliansi Keadilan Untuk Ate-Lael Terancam Bubar, Penyebabnya Bikin Dada Sesak




Semua warga kota Kupang atau NTT umumnya tahu bahwa dalam kasus pembunuhan Astrid Manafe dan Anaknya Lael Maccabbe, ada sejumlah besar orang yang bergabung dalam sebuah organisasi massa, kemudian menamankan diri dengan "Aliansi Kemanusiaan: Peduli Ate dan Lael". Aliansi ini terdiri dari berbagai Organisasi, dan Christo Kolimo sebagai koodinator umum.

Namun, sayangnya, kasus Penkase belum sampai pada "penghakiman terakhir" untuk para pelaku, yakni Ira Ua dan Suaminya Randy Badjideh, organisasi ini dikabarkan mulai terancam terpecah alias bubar.

Karena Politik, Koordinator Umum Dinilai Anti Kritik
Ternyata, kabar tidak sedap itu, terhembus karena faktor politik sang koordinator umum, Christo Kolimo. Dikabarkan bahwa Cristo menyatakan diri untuk mendukung Jefri Riwu Kore sebagai calon Walikota Kupang pada 2024 mendatang lewat "jalur kumpul KTP" alias independen.

Banyak yang kritik sikap politik Christo. Menurut warganet, ternyata itu alasannya, mengapa Christo tidak demo walikota untuk tentukan sikap dalam kasus Penkase, tetapi lebih memilih Demo gubernur dan DPRD NTT bahkan bertemu presiden.


Namun, rupanya, Christo tak terima baik kritik itu. Ia tampak marah dan gusar. Karena terlalu emosional, Christo menuliskan balasan namun disebut blunder oleh warganet.

Dalam balasannya, satu kalimat yang membuat warganet marah, Cristo seakan meremehkan perjuangan warganet lewat media sosial. "Bahkan ketika memberi diri dalam perjuangan, tidak ada satupun dari Kalian yang ikut berjuang selain di medsos". Tulis Christo dalam postingannya.

BACA PERNYATAAN LENGKAP CHRISTO >>> KLIK DISINI

Ada Anggota Aliansi Tak Suka Sikap Christo
Karena itu, Ada Anggota Aliansi Tak Suka Sikap Christo. Salah satunya, Meli Hadjo. Dalam postingannya, Meli mengutarakan ketidaksukaannya terhadap sikap Christo yang anti kritik, hingga mengesampingkan perjuangan di media sosial.

"Beta garis bawahi kalimat: Bahkan ketika memberi diri dalam perjuangan, tidak ada "satupun" dari kalian yang ikut berjuang selain di medsos.HANYA LU SA YANG BERJUANG, YANG LAIN PALSU!" Tulis Meli di grup Flobamorata Tabongkar.

Tidak hanya itu, Meli juga mengutarakan rasa kecewanya terhadap Christo di kolom komentar. "Musti rapatkan barisan sudah akun-akun yang sejauh ini berjuang tanpa nama, dan hanya dikenali melalui IDE dan ISI pesan di medsos. Tetap Gas.... Perjuangan masih Panjang. Keadilan ju masih jauh dari Ate Lael". Tulis Meli.

"Kantara... motif bermedsos untuk cari pengakuan bukan untuk angkat isu sosial. Belom apa2 su keok. Belum ada putusan pengadilan ni.... pelaku lain ju status masih tersangka. Disaat keluarga menyuarakan untuk rapatkan barisan, dia malah bikin diri inti..... toki testa sa". Lanjut Meli dalam komentar berikutnya.

BACA PERNYATAAN LENGKAP CHRISTO >>> KLIK DISINI

Sementara itu, yang lainnya juga mengatakan, "Trus bagaimana dgn kami yg di luar kota Kupang yg selama ini bersuara lewat medsos apakah itu tdk ada artinya sama sekali??ingat yg kami bersuara hanya unk kedua korban dan keluarganya bukan unk siapa2 dan kami tdk pernah bertujuan untuk mencari nama,semua ini murni krn rasa kemanusiaan.. terlepas statement tsb ditujukan kepada oknum siapa pun itu tpi ingat jgn pernah meremehkan medsos krn medsos merupakan faktor pendukung yang sangat penting bagi kmi yg diluar kota Kupang unk memotivasi keluarga dan tmn2 semua yg bersentuhan langsung dlm menyuarakan keadilan dlm kasus ini". Tulis akun Emanuello Wogo


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel